24 Juni 2008

Injil Thomas (1)

Yesus Sejarah yang secara kontroversial diramaikan kembali oleh adanya Jesus Seminar sangat berkaitan erat dengan apa yang disebut sebagai ´Injil Thomas´. Injil Thomas bukan saja dijadikan salah satu buaian Jesus Seminar, namun juga dijadikan komoditi cerita-cerita fiksi sekitar kehidupan Yesus, seperti dapat kita lihat dalam film-film fiksi-sains-alkitab seperti ´Stigmata´ (Patricia Arquette) dan ´The Body´ (Antonio Bandeiras).

Pada tahun 1945-1946 di Nag Hammadi sebuah kota di Mesir di tepi sungai Nil dalam penggalian ditemukan perpustakaan kuno Gnostik Koptik. Dalam perpustakaan itu dijumpai banyak sekali naskah kuno yang ditulis diatas papirus dan dijilid dengan sampul kulit. Yang terkenal dari penemuan itu adalah ´Injil Thomas´ yang ditemukan dalam versi terjemahan Yunani yang berserakan yang diperkirakan ditulis pada tahun 150, dan terjemahan Koptik yang bernafaskan Gnostik yang berisi kumpulan 114 ´ucapan-ucapan rahasia dan perumpamaan yang dianggap sebagai ucapan Yesus´ (logion). Setengah dari isi Injil Thomas ada dalam ke-empat Injil dan setengah lainnya baru. Tepatnya, 47 logion ada dalam Injil Markus, 40 ada dalam Q, 17 ada pada Injil Matius, dan empat ada di Injil Lukas, dan lima ada di Injil Yohanes.

Kesimpulan Jesus Seminar

Yang menjadi masalah sekarang adalah apakah ´ucapan-ucapan´ baru dalam Injil Thomas itu merupakan hasil gereja atau memang adalah ´ucapan asli´ dari Yesus sendiri mengingat bahwa Injil Thomas diperkirakan lebih tua dari ke empat Injil oleh sebagian ahli. Jesus Seminar menyimpulkan bahwa karena dalam Injil Thomas ada kalimat-kalimat pendek dan kurang adanya pandangan gereja, maka dianggap Injil Thomas cukup tua sebelum gereja terbentuk, jadi lebih dekat pada sumber oralnya, jadi kemungkinannya lebih asli. Demikian juga Crossan berpendapat bahwa Ketiga Injil sudah memalsukan kata-kata ucapan Yesus. Dan Yesus dalam ketiga Injil merupakan tafsiran tentang Yesus dari kacamata Yahudi. Yesus yang asli justru yang bersifat non-yahudi dan bersifat kafir. Ini sesuai dengan gerakan dunia kafir masa itu.

John Dominic Crossan dan Jesus Seminar kemudian menyimpulkan bahwa Injil Thomas ditulis sekitar AD-50 setidaknya 20 tahun sebelum Injil Markus yang dianggap naskah tertua selama ini. Maka Injil Thomas adalah yang asli dan dianggap ´Injil ke-lima´. Bila selama ini Injil Markus dianggap yang paling tua dan menjadi sumber penulisan Injil Matius dan Lukas, maka sekarang mereka memastikan bahwa ´Injil Thomas´ lebih dekat dengan masa hidup Yesus sendiri yang tentunya akan lebih asli. Itulah yang disimpulkan Jesus Seminar. Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan itulah maka Jesus Seminar mencoba untuk menyusun gambaran mengenai Yesus Sejarah, yang tentu saja berbeda dengan apa yang diajarkan dan disembah gereja selama ini. Sampai dimanakan keabsahan Injil Thomas yang di-klaim Jesus Seminar sebagai ´Injil Ke-Lima´ itu?

Injil Thomas yang ditemukan di Mesir memang kalah populer dengan penemuan ´The Dead Sea Scrolls´ (1947). Tetapi sejak diterjemahkan dalam bahasa Inggeris pada tahun 1957, Injil Thomas menarik perhatian para penyelidik dan Injil inilah yang dipopulerkan oleh Jesus Seminar. Seminar menganggap bahwa Injil ini adalah produk yang lebih tua dari ke-empat Injil sehingga tentu lebih akurat karena lebih dekat dengan hidup Yesus. Hal lain yang dikemukakan adalah bahwa ucapan-ucapan (logion) Yesus dalam Injil Thomas lebih pendek dan sederhana sehingga tentunya lebih asli di banding ke-empat Injil lainnya yang berbentuk cerita (narasi).

Nafas Gnostik

Argumentasi demikian memang menarik, tetapi perlu disadari bahwa tulisan pendek tidak selalu penunjukkan lebih tua dan asli sebab di banyak bagian lain dalam kitab-kitab Injil juga banyak bagian yang lebih pendek dari ungkapan dalam Injil Thomas. Kenyataan yang terlihat adalah bahwa Injil Thomas adalah produk Gnostik, suatu aliran sempalan yang berkembang pada abad ke-II dan ke-III. Injil Thomas ditemukan dalam pustaka Gnostik lainnya di Nag Hammadi. Mengenai faham Gnostik dibalik kitab Injil Thomas, baiklah kita mendengarkan uraian tokoh berbobot Graham Stanton dalam tulisannya berjudul ´Gospel Truth?´ (1995, hlm.27).

Stanton bukanlah tokoh asing dalam studi Perjanjian Baru, sebab ia adalah Profesor Studi Perjanjian Baru dari King´s College, University of London sejak tahun 1977. Dan pada periode tahun 1995/96 ia dipilih sebagai Presiden Masyarakat Internasional Ahli Perjanjian Baru ´Studiorum Novi Testamenti Societas.´ Ia mengemukakan bahwa pandangan Gnostik mempercayai: "dunia adalah tempat yang jahat diciptakan oleh Tuhan yang jahat, dan yang berbeda dari Tuhan yang benar dan Esa. Pengikut Gnostik Kristen menganggap diri mereka sebagai keturunan Tuhan yang esa itu, dan sebagai percikan ilahi yang terkurung dalam dunia yang jahat ini. Kristus dikirim untuk mengingatkan pengikut Gnostik mengenai hakekat diri mereka yang sebenarnya. Kristus memberitakan rahasia (gnosis) pada para pengikut Gnostik agar mereka dapat melepaskan diri dari dunia yang jahat ini dan kembali kepada Tuhan yang benar."

Dari terang faham demikian ikatan Yesus dengan sejarah abad pertama dan kematian dan kebangkitannya tidak mempunyai arti sama sekali. Sekalipun Injil Thomas tidak secara explisit mengajarkan faham Gnostik, banyak ahli sepakat bahwa Injil Thomas bernafas Gnostik. Bentley Layton, ahli karya Gnostik mengemukakan bahwa nafas Injil Thomas mirip buku Gnostik lain bernama ´Hymn of The Pearl´ dari sekolah Thomas yang mengungkapkan nafas Gnostik. Mereka yang telah membaca buku ini, dengan mudah dapat mencerna nafas Gnostik Injil Thomas.

Pada awal dan akhir Kitab-Kitab Injil identitas penulis terlihat jelas, demikian juga dalam Injil Thomas awal dan akhir ucapan dan identitasnya menunjukkan dengan jelas faham Gnostik. Sebagai contoh: "Ini adalah ucapan-ucapan rahasia yang disampaikan Yesus yang hidup dan ditulis Didymus Judas Thomas. Dan ia berkata: ´Siapa menemukan arti ucapan-ucapan ini tidak akan merasakan mati´." (Logion 1)

Ucapan mengenai ´Yesus yang hidup´, bagi pengikut Thomas adalah lambang isoteris mengenai kata-kata Yesus yang lebih bermakna bagi pengikut Gnostik sebagai kunci keselamatan daripada ajaran kematian dan kebangkitan Yesus. Di bagian penutup, kata Thomas: "Simon Petrus berkata kepada mereka, "Maria harus meninggalkan kita, karena wanita tidak layak akan kehidupan." Yesus berkata: ´Lihat, aku akan menariknya menjadi pria sehingga ia bisa ikut menjadi roh hidup yang serupa kaum pria. Karena setiap wanita yang menjadikan dirinya pria akan masuk dalam kerajaan Allah´." (Logion 114)

Ayat demikian jelas menggambarkan nafas Gnostik, dimana memang wanita dianggap lebih terpenjara jiwanya dan lebih rendah dari pria dan untuk menuju keselamatan harus mengalami perubahan dari tubuh jasmani ke mahluk rohani yang lebih tinggi derajatnya. Ayat berikut memberikan gambaran perbedaan Gnostik Kristen dengan Kristen Alkitabiah. "Murid-muridnya mengatakan kepadanya: ´24 nabi telah berbicara kepada Israel, dan semuanya berkata tentang engkau´. Ia mengatakan kepada mereka: ´Kamu telah mengorbankan satu yang hidup dan kamu mengatakan tentang mereka yang telah mati´." (Logion 52)

Kunci ayat di atas adalah angka 24. Dalam tradisi Yahudi Alkitab PL disebut sebagai terdiri 24 buku. Dari terang itu ayat di atas justru terlihat bersifat menolak ´kekristenan yang menganggap Yesus sebagai penggenap PL´. Penolakan akan Alkitab Yahudi ini jelas mewarisi ajaran Marcion yang telah ditolak ajarannya yang dianggap menyesatkan pada tahun AD-144. Sekalipun Marcion bukan pengikut Gnostik, tetapi seperti para pengikut Gnostik, Tuhan Yesus dianggap bukan Tuhan pencipta dalam Alkitab.

Sekarang bila nafas Gnostik dihilangkan, dapatkah ditemukan ´Injil Thomas´ yang asli? Dari ayat-ayat Injil Thomas yang parallel dengan Kitab-Kitab Injil diketahui bahwa banyak di antaranya yang lebih pendek, ini disimpulkan bahwa naskah itu lebih tua dari Injil kanonik. Lebih pendek tidak selalu harus berarti lebih tua, sebab sekalipun Injil Markus dianggap tertua dan menjadi sumber Injil Matius, banyak ayat-ayat parallel dalam Injil Matius yang lebih pendek dari yang ada di Injil Markus. Kemungkinan Injil Thomas juga mengutip dari ke-4 kitab Injil dan menyingkatnya.

Perumpamaan ´Domba yang Hilang´ (logion 107) lebih pendek dibandingkan Matius 18:12-14 dan Lukas 15:3-7, dan dilepaskan dari semua konteksnya dan didahului kata ´Yesus berkata´. Tidak ada petunjuk dalam Injil Thomas mengenai artinya. Pada pandangan pertama ayat-ayat dalam Thomas itu seakan-akan tidak ada hubungannya dengan Matius dan Lukas dan dianggap menunjukkan kata-kata Yesus yang asli. Namun, keadaannya tidak sesederhana itu. Dalam Injil Thomas, kata-kata pembuka dalam perumpamaan itu menyamakan ´kerajaan´ dengan gembala yang kehilangan satu dari seratus dombanya. Kerajaan adalah dunia para pengikut Gnostik dimana salah satunya hilang. Gembala mencarinya bukan karena hilang tetapi karena domba itu ´besar´. Motivasi yang sama bisa dilihat di banyak bagian Injil Thomas seperti: "Nelayan yang bijak memilih ikan besar dari tangkapannya." (logion 8); "Biji gandum menghasilkan tanaman besar ." (logion 20); "Wanita membuat roti yang besar dari ragi." (logion 96)

Pengikut Gnostik menganggap diri mereka sebagai umat pilihan, minoritas elit, bahkan ada ayat berbunyi: "Yesus berkata: ´Diberkatilah mereka yang tersendiri dan superior, karena kamu akan menemukan kerajaan; sebab kamu berasal dari situ dan kamu akan kembali ke situ´." (logion 49). Dalam versi Thomas mengenai Perumpamaan domba yang hilang, domba yang besar mewakili pengikut Gnostik yang tersesat dari kerajaan dimana ia berasal. Agar perumpamaan ini menjadi ajaran Gnostik, kemungkinan Thomas mengutipnya dari Matius atau Lukas, menyingkatnya, dan melepaskannya dari konteksnya semula.

Tidak ada komentar: