15 Juli 2008

KERAJAAN ALLAH

Kerajaan Allah pertama-tama berarti pemerintahan oleh Allah, dan kedua, daerah tempat pemerintahan itu dialami. Tujuannya yang terakhir akan direalisasikan hanya dalam dunia yang akan datang. Secara negatif, hal ini berarti pemusnahan musuh-musuh Allah, yaitu Iblis, dosa dan maut (Wahyu 20:10,14,15). Secara positif, hal itu berarti bahwa orang-orang yang sudah ditebus menikmati persekutuan yang sempurna dengan Allah dan berkat-berkat secara sepenuhnya (Wahyu 21:3-8 ), yang disimpulkan dengan ungkapan hidup yang kekal. Dengan demikian, hidup yang kekal dan Kerajaan Allah kadang-kadang merupakan ungkapan-ungkapan yang dapat ditukar (Matius 25:34; Markus 10:17,24). Istilah Kerajaan Allahdalam Injil-injil Sinoptis dan hidup yang kekal dalam Injil Yohanes adalah searti.

Kerajaan Allah tidak didirikan hanya melalui satu tindakan akhir zaman saja, saja, tapi dalam paling sedikit dua, mungkin tiga, tahapan. Melalui penjelmaan-Nya Kristus mengikat (Matius 12:29) atau memusnahkan Iblis (Ibrani 2:14). Ia mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa (2 Timotius 1:10). Kemenangan awal ini melawan Iblis dan maut adalah pekerjaan Kerajaan Allah, pekerjaan pemerintahan penyelamatan oleh Allah dalam Kristus. Dengan demikian Kerajaan Allah yang masih tetap di masa yang akan datang (Matius 13:43; 1 Korintus 6:9; Wahyu 12:10) dikatakan sudah dekat (Matius 4:17) atau sudah datang (Matius 12:28 ), maka Kerajaan itu sudah mendampakkan wawasan berkat sekarang ini (Kolose 1:13). Kerajaan Allah datang dalam berbagai tindakan penebusan.

Penggenapan Kerajaan Allah secara final akan mencakup bumi yang diperbaharui. Dalam Perjanjian Lama tata bumi yang baru itu kadang-kadang dilukiskan seolah-olah melanjutkan tata bumi yang sekarang ini (Mikha 4:1-5; Yesaya 11:1-9), kadang-kadang timbul dari bencana alam sebagai hukuman yang menimpa tata bumi lama (Yesaya 13:9-13). Dalam Yesaya 65:17, 66:22 tata bumi baru itu disebut "langit baru dan bumi baru", tapi dalam ciptaan baru ini masih tetap ada suatu bumi.

Pengharapan ini dilanjutkan dalam Perjanjian Baru dan bersifat serupa dengan ajaran tentang kebangkitan: ada baik hal-hal yang bersambungan maupun hal-hal yang tidak bersambungan antara yang lama dan yang baru. Seluruh ciptaan akan turut mengambil bagian dalam kelepasan manusia dari kutuk dosa (Roma 8:21). Hukuman Allah akan menimpa bumi yang terkutuk karena dosa, dan tata bumi sekarang akan guncang (Matius 24:29; Wahyu 6:12-17) dan akan lenyap (2 Petrus 3:10). Sesudah hukuman ini timbullah "langit baru dan bumi baru, di mana terdapat kebenaran" (2 Petrus 3:13). Di bumi yang ditebus dan yang baru inilah akan tinggal umat Allah dalam tubuh-tubuh yang ditebus (=baru) pula, yang akan menikmati persekutuan yang sempurna dengan Allah (Wahyu 21:1-8 ). Pendamaian final pada waktu itu sudah genap (Kolose 1:20; Efesus 1:10), sudah dikabulkan doa gereja "Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi, seperti di surga" (Matius 6:10)

Tidak ada komentar: